Penyesalan Adalah sebuah keadaan yang merupakan akibat dari perbuatan yang telah dilakukan. Manusia dengan penyesalan adalah satu paket, seperti paket makanan yang mengandung banyak bumbu, mengapa demikian? Karena manusia memang cenderung ingin tahu dan mencoba pada hal-hal yang masih majhul dan belum nyata. Memang pada umumnya manusia selalu bangkit dari mimpi, yang konon bisa membangkitkan motifasi yang tinggi.
         Dalam hidupnya manusia memang tak lepas dari hayalan-hayalan. Apakah hayalan ini termasuk pada tahap berfikir yang di-anjurkan oleh Al-Qur’an? Banyak ayat yang menyinggung perintah untuk manusia agar bisa menggunakan akal pikirnya yang sehat,تعقلون[1] لعلكم (agar kalian semua menggunakan akal mu)لعلكم تتفكرون[2], (agar kalian semua berfikir) , berfikir memang tabi’at bagi yang berakal. Bahkan Al-ghozali dalam bukunya Al-ihya’ ulumuddin mengatakan bahawa akal itu adalah sumber dari ilmu dan munculnya ilmu itu dari akal yang dihasilkan dari berfikirnya, bahkan Ilmu itu hanya bisa berjalan dan berkembang dengan Akal[3].
         Dan hasil pikiran ini akan bisa menjadi ibroh(pelajaran) untuk selanjutnya, dan sebuah resiko yang akan datang adalah merupakan buah dari hal-hal yang empirik dan telah difikirkan sebelumnya. Dan tindakan selanjutnya jika telah menemui peristiwa yang dianggap kurang enak dan tidak cocok dengan pikiranya maka ini sudah bisa maasuk pada kriteria penyesalan. Penyesalan bukan suatu keadaan yang abadi dan tidak selamanya membawa kesesaatan, bahkan penyesalan dapat menghantarkan pada hal yang benar, seperti penyesalan yang terjadi dikeluarga Yusuf AS (lebih jelasnya di baca pada surat yusuf).
         Dan penyesalan tidaklah hal yang menakutkan, nabi penah bersabda”الشيخ في قومه كالنبي في أمتة[4]  imam ghozali berpendapat tentang ini, karena semata-mata bukan orang yang tua renta juga tua ilmunya, tapi banyakpengalamannya, sudah banyak melewati hal-hal yang pahit dan manis.
         Penyesalan akan bisa menjadi motivasi dalam kehidupan jika kita bisa memanagnya dan main set harus perlu dalam urusan ini, dan jadikanlah pengalaman itu guru yang terbaik.


[1]QS yusuf 2
[2] QS Al-baqoroh 266
[3] Ihya’  ulumuddin Al-ghozali “bab assabi” 73
[4] Diriwayatkan oleh ibnu khabban dalam sanad yang dloif dari hadis ibnu umar dan abu mansur addaylimi dari hadis abu rafi’ yang sanadnya dloif.

Post a Comment

 
Top