Mahasiswa Penerus Bangsa
Khoirul Anwar Afa , Pengamat Cinta Kitabian Al-Kitabah Jakarta, 085 742 014 291
Tingkat kepesatan pendidikan memang dirasakan ketika menduduki status mahasiswa. Karena pada tingkatan tersebut harus menentukan masa depan mereka. Tidaklah hal-hal seperti yang terjadi pada masa sekolah menengah itu terulang lagi. Karena untuk mencari kesejatian diri mulai dibangun ketika memasuki perguruan tinggi atau universitas.
Sifat kritis dan berpikir logis lebih dibangun ketika menjadi mahasiswa. Dari segi tuntutan kampus dan itu merupakan visi dan misi kampus. Mahasiswa diajari mengenali hidup, membangun mental dan mengolah logika. Hal seperti itu mulai diajarkan ketika mahasiswa mulai memasuki kampus, mahasiswa di kenalkan dengan kegiatan OSPEK (orientasi siswa dan pengenalan kampus). Di sana para siswa dilatih dengan sugguh-sungguh bagaimana sejati mahasiswa itu.
Hasil dari OSPEK bisa membuat rasa lebih percaya diri dan berani menampilkan diri ketika berada dalam ruangan umum. Karena sejati mahasiswa harus benar-benar menjadi pelajar yang lebih kreatif dan proaktif. Kreatif dalam segi ideologi, karena pada saat pembelajaran di kampus, mahasiswa dilatih berpikir sendiri dan menguraikan materi yang menjadi khazanah keilmuan. Tugas dosen hanya menuntun dan mengarahkan ketika para masiswa mendapati kesulitan.
Dosen tidak terlalu repot menggembor-gemborkan suara ketika berada dalam ruangan pembelajaran  mahasiswa. Tidak seperti khalayak siswa menengah lagi. Mahasiswa harus mandiri dan bervisi lebih maju dalam penguasaan materi. Karena mahsiswa hanya diberi materi yang mereka minati saja. Misalkan dalam satu fakultas atau jurusan, materi yang tersedia dalam fakultas itu dalah yang berkaitan tentang fakultas tersebut. Agar bisa membelajari secara lebih spesifik dan mendalam.
Para mahsiswa memang diharapkan nantinya bisa menjadi pakar-pakar dari materi yang diminatinya. Tidak hanya asal-asalan, karena selama delapan semster pada umumnya program kampus yang harus ditempuh oleh mahasiswa yang ingin lulus dan mendapatkan gelar Sarjana.
Gelar bukan seberapa, dan bukanlah hal yang paling berharga. Hanyalah Ilmu dan keahlian mereka yang nantinya bisa menjadikan dirinya lebih berkembang dan mengembangkan pada orang lain yang meminati Ilmu tersebut. Sekarang kemajuan bangsa tidak bisa lepas dari orang-orang yang ahli dalam beberapa bidang. Tidak hanya satu bidang tertentu saja, melainkan beberapa bidang yang lebih baik diserahkan kepada ahlinya.
Mahsiswa juga proaktif dengan keadaan masyarakat bangsa. Ciri khas mahasiswa memang menjadi aktifis. Karakter aktifis seperti itu mulai dibagun ketika menduduki kursi mahasiswa. Awalnya dikenalkan dengan oraganisasi kampus hingga luar kampus. Mahasiswa sangat empati terhadap aktifitas-aktifitas yang berbau sosial. Apalagi untuk kesejahteraan rakyat, itu merupakan langkah mahasiswa sebagai pengganti aktifis bangsa.

Post a Comment

 
Top