Keutamaan Kota Nabi
Oleh : Khoirul Anwar Afa
Pegiat di Al-Kitabah Pamulang
Aisyah ra berkata: “Ketika rasulullah tiba di Madinah, Abu Bakar dan Bilal jatuh sakit. (Lalu aku menemui keduanya, aku berkata: “Ayahku, bagaimana keadaanmu? Dan engkau Bilal, bagaimana keadaanmu?. Abu Bakar (ayahku) apabila terserang demam ia mengucapkan, “Setiap orang berpagi-pagi di lingkungan keluarganya. Sedang kematian lebih dekat daripada sepasang sandalnya.
            Dan Bilal, apabila demamnya telah hilang, dia menarik suara dengan berkata, “ketahuilah! Merindingbulu romaku, apakah aku nanti malam masih bermalam di sebuah lembah? Sedang di sekitarku ada pohon idzkhir dan pohon jalil? Apakah pada suatu hari aku akan sampai ke per-airan Majannah? Apakah akan tampak bagiku (bukit) Syammah dan Thafil?
            Kemudian ia pun berkata”Ya Allah laknatilah Syaibah bin Rabi’ah, Utbah bin Rabi’ah, dan Umayyah bin Khalaf sebagaimana dia telah mengusir kami dari tanah kami ke tanah waba (wabah). Lalu aku datang kepada rasululah menceritakan hal itu. Beliau berdo’a, “Ya Allah, jadikanlah kami cinta kepada Madinah seperti cinta kami terhadap Mekah atau bahkan melebihinya. Ya Allah, berkahilah di dalam (takaran) sha’ kami dan mud kami, sehatkanlah Madinah kepada kami, dan pindahkanlah panasnya ke Juhfah.”
            Aisyah berkata: “Kami datang ke Madinah yang waktu itu merupakan bumi Allah yang paling banyak wabahnya.”Ia berkata: “Buthan waktu itu mengalirkan air”. Yang ia maksudkan ialah air yang telah berubah warna dan baunya.
            Dari hadis tersebut dapat kita petik betapa rasul mencintai tanah yang ditempatinya. Hingga melaknat siapa saja yang berbuat tidak etis terhadap orang yang ingin tinggal dengan niat baik di sana. Karena, rasulullah menginginkan agar tanah itu menjadi berkah untuk setiap umatnya.
            Maka, beliau berjuang dengan sungguh demi kebaikan kota tersebut. Meskipun pada saat beliau datang, kota itu sedang menjadi wabah penyakit. Langkah awal yang beliau tindaki adalah mendirikan sarana kebutuhan pokok, baik rohani maupun jasmani. Itu artinya, keberkahan yang rasulullah dirikan untuk Madinah sudah terlihat sejak awal. Dan yang terpenting beliau membuka dengan lapang bagi siapa saja yang ingin mencari keberkahan di sana, serta melaknat siapa saja yang bertindak tidak senonoh di sana.
            Dan ingatlah! Ketika segolongan mereka berkata, “Wahai penduduk Yasrib (Madinah)! Tidak ada tempat bagimu, maka kembalilah kamu. “Dan sebagian dari mereka minta izin kepada nabi untuk kembali pulang dengan berkata, “Sesungguhnya rumah-rumah kami terbuka (tidak ada penjaga).” Padahal rumah-rumah itu tidak terbuka, mereka hanyalah hendak lari. Dan kalau Madinah diserang dari segala penjuru, dan mereka (orang-orang munafik) diminta agar membuat kekacauan, niscaya mereka akan mengerjakannya, dan hanya sebentar saja mereka menunggu. (QS: 33. 13-14).
            Betapa setianya seorang pemimpin seperti rasululah terhadap umatnya yang mengikuti jejak beliau yang selalu membela bangsanya. Seharusnya prinsip seperti ini bisa dimiliki oleh setiap pemimpin di dunia ini. Saad berkata, “Aku mendengar Nabi bersabda, tidaklah seseorang membuat tipu daya terhadap penghuni Madinah melainkan ia akan hancur sebagaimana hancurnya garam dalam air.”


Nama : Khoirul Anwar Afa
Ttl      : Pati, Jawa Tengah , 28 desember 1990.
Riwayat Pendidikan : MI-Mts di Mambaul Ulum Grogolan 02, MA di Manahijul Huda, LPBA (lembaga pengembangan bahasa arab) Kajen Pati dan menghafal Alquran di rumah tahfiz Al-Asroriyah Pati, sekarang di PTIQ Jakarta, Fakultas Ushuludin Tafsir Hadis.
Jabatan : Ketua IKAMADA Jakarta, peneliti di pesantren kreatif Al-Kitabah Jakarta, dewan jurnal redaksi BEM PTIQ Jakarta tahun 2012-2013.

No Rek : MUHAMMAD KHOIRUL ANWAR
            0428-01-007322-53-0
HP ; 085 742 014 291


Post a Comment

 
Top