keberhasilan Pemilukada Jakarta dalam pemilihan gubernur  baru ini didorong oleh rakyat yang sangat memimpikan kulitas. Karena, masyarakat Jakarta yang menginginkan adanya perubahan, tidak lagi menghiraukan abal-abal. Meskipun, tandingannya warga sendiri dan diusung oleh banyak politisi, tetapi pilihan tetap pada Jokowi.
                Setelah mendapatkan suara terbanyak dari hasil pemilihan umum warga Jakarta, Jokowi-Ahok akhirnya dinobatkan sebagai pemenang. Meskipun nama mereka baru saja hadir di Ibu kota, tetapi masyarakat seperti sudah mengenalinya sejak dulu. Warga Jakarta menerima kedatangan Jokowi-Ahok yang jelas-jelas ingin memimpin kota metropolitan.
Jokowi bukan lah sosok yang tampil dengan orasi bertele-tele, atupun mengumbar janji. Melainkan seorang yang tampil apa adanya, serta rendah hati. Bahkan, jika melihat profil Joko Widodo yang sangat kontras dengan pemimpin sebelumnya. Dia seorang pedagang mebel di Solo. Ia bukan dari kasta ksatria, apalagi brahmana. Ia hanyalah seorang waisya yang seharusnya tidak pantas menjadi pemimpin ibu kota negeri, kalau memperhatikan sejarah politik kota Jakarta. Tapi, Jokowi dipilih warga untuk menjadi orang nomor satu di ibu kota.
Sepertinya senjata ampuh untuk menarik masyarakat bukan lagi bertampil dengan janji-janji fulgar. Tetapi, kecenderungan merakyat dan memperdulikan rakyat menengah kebawah yang harus diperhatikan. Selayaknya Jokowi-Ahok menjadi figur yang mengesankan dan langkah yang dipakai memberikan gambaran kebijakan.  
Sejarah politik Jakarta yang dari dulu dipimpin oleh kaum ningrat atau teknokrat (birokrat tentara), mulai dari zaman orba hingga kemarin. Di bawah alam sadar warga Jakarta memilih gubernur yang tidak memiliki marga seperti yang kemarin, dia hanya orang biasa dari desa. Tetapi, kesuksesan yang dipakai untuk bekal, sehingga dengan mudah warga Jakarta terbawa pikiran bawah sadar dan memilih sebagai ratu adil pada Jokowi.
Dalam pemilihan gubernur kali ini, warga Jakarta tidak mendominasi marga, kasta, agama ataupun harta. Yang menjadi impian sekarang ialah pemimpin bijak untuk mengatur Jakarta yang radikal, serta mampu membereskan problem Jakarta yang mendera warganya, antara lain kemacetan parah, ancaman bencana banjir dan permukiman kumuh, kemiskinan, kesehatan, pendidikan, hingga mendesaknya reformasi birokrasi, antara lain untuk menghasilkan birokrasi yang mampu memberikan pelayanan prima terhadap warga Jakarta
Serta mampu mengembalikan nasionalisasi kebangsaan dengan melindungi etnik yang beragam di Ibu kota. Mampu membawa pencerahan untuk masyarakat Jakarta dari masa silam. Karena, memenuhi harapan mereka yang merindukan kemakmuran dan kenyamanan yang diberikan pemerintah. Masyarakat berharap sepenuhnya pada Pak Jokowi agar mampu menjelmakan keinginan mereka menjadi fakta. 

Orang Nekat
Jokowi-Ahok adalah tamu yang baru saja kulo nuwun di tempat orang. Tidak tampil penuh abal-abal dan tak menyebar kemakmuran di tempat itu. Masyarakat tidak melihat masa kecil mereka, serta pribadi saat belum menginjakkan langkah kakinya di Jakarta. Bahkan, Pak Jokowi tidak lebih hanya orang desa yang ingin merantau di kota.
                Tetapi, warga Jakarta mayoritas menyukai sosok tersebut. Orang yang tampil sederhana, tidak bergaya gagah dan tidak berwajah tampan. Suka mengunjungi masyarakat yang tinggal di lorongan. Bahkan, warga yang bekerja di pinggir jalanan. Sepertinya figur seperti itu yang selama ini diimpikan oleh mereka. Dengan dalih apa, pilihan mereka itu. Apakah sudah menyesal sudah memilih wajah tampan dan bergaya mewah?
Sehingga mereka seperti menemukan orang yang memiliki sifat jujur, amanah, fatonah dan tabligh. Yang terpenting kenekatan mereka didasari dengan niat baik untuk merealisasikan Jakarta yang lebih baik dalam pemerintahan, serta mampu merubah nasib Jakarta yang selama ini ditimpa nestapa yang berkepanjangan.
Pak Jokowi-Ahok diharapkan mampu mewujudkan kerinduan mereka pada kegemilangan. Seperti Jakarta yang dulu sebelum menjadi sarang kemacetan dan kemiskinan seperti sekarang ini. Karena, banyaknya orang-orang dari penjuru dunia yang datang dengan membawa uang sehingga mampu menukarnya dengan kekuasaan tempat tinggal, mendirikan tempat perbelanjaan, mendirikan tempat hiburan dan lain-lain.
Langkah warga Jakarta sangat nekat, seolah sudah mendapatkan wahyu dari tuhan untuk memilih Jokowi-Ahok sebagi pemimpin. Hingga mencerminkan sandaran impian mereka sepenuhnya pada orang yang belum dikenal. Dengan harapan, pemimpin yang baru ini mampu mewujudkan keinginan mereka yang selama ini terpendam.
Pak Jokowi-Ahok harus merasa bahwa dirinya adalah sosok yang dipilih oleh orang Jakarta dengan penuh perjuangan. Warga Jakarta memberikan kepercayaan pada dirinya. Bahkan, rela tidak menghiraukan saudara se-marganya (Foke). Mereka rela berselisih dengan saudara sendiri demi menciptakan good government dan clean coverment.
Untuk itu sudah seharusnya Pak Jokowi-Ahok bekerja 100% dengan baik untuk mewujudkan harapan warga Ibu Kota. Melangkah dengan nekat demi kemakmuran Jakarta seperti saat warga nekat menjadikannya sebagai gubernur barunya, dan harus berani berselisih dengan siapapun yang tidak bertindak  benar untuk Jakarta.  

                Itu artinya, Pak Jakowi-Ahok harus siap mengatur ulang tata kota yang sekarang ini masih mengenaskan, dan menegakkan undang-undang, serta nekat untuk menyiapkan langkahnya menuju kemakmuran warga Jakarta. Karena, mulai hari kemarin dalam benak  mereka sudah menunggu gebrakan yang dilakukan Jokowi untuk Jakarta.
 
Top