Menyikapi Prahara
Kehidupan
Oleh : Khoirul Anwar
Afa
Dari Aisyah ra berkata bahwa, ada orang yang menanyakan
terkait selama berbulan-bulan dapur rasululah tidak pernah menyalakan api,
kemudian orang itu bertanya kepada Aisyah, “apa yang kalian makan sehari-hari?”
kemudian Aisyah menjawab, “hanya dua macam yang menjadi santapan kami
sehari-hari, yaitu kurma kering dan air. (HR. Bukhari).
Meskipun
sebagai seorang pemimpin, Nabi tidak pernah berpenampilan mewah, apalagi
berlebih-lebihan. Kesederhanaan beliau sudah terlihat ketika masih kecil. Dan
itu pun dilakukan Nabi hingga menduduki singgasana kehormatan sebagai seorang
yang terhormat di kalangan Arab.
Ketika
karirnya melonjak mendapatkan seorang janda yang kaya raya, beliau pun masih
menampilkan dirinya sebagai Muhammad yang biasa. Tidak menonjolkan kehidupannya
yang sudah serba ada dan kecukupan. Dan beliau pun tidak berubah dari
sikap-sikap Muhammad yang dulu. Bahkan, tidak pernah berpakaian mewah, selalu
memakai pakaiannya yang bekas, dikatakan sering memakai pakaiannya yang
ditambal, sehingga tidak ada yang bisa diwariskan pada anak-anaknya.
Suatu
ketika Umar bin Khatab RA berkunjung ke rumah Nabi. Kala itu Umar melihat Nabi
sedang berbaring di tikar yang sangat kasar. Saking kasarnya alas tidur Nabi
(tikar yang kasar) itu membekas di pipi Nabi. Dan sebagian tubuhnya pun tidak
beralas tikar, hanya beralas tanah dan pelepah kurma. Melihat hal itu, Umar
langsung menangis.
Kemudian Nabi
pun menanyai Umar, “kenapa menangis, hai Umar?” Umar menjawab “Aku telah
mengagumi engkau Nabi, engkau ini kekasih Allah dan kekayaan engkau telah
melimpah. Tetapi, kenapa engkau tidak berlaku seperti pemimpin-pemimpin yang
hidupnya serba mewah?”
Pada waktu
itu ada dua kerajaan yang hidup di zaman Nabi, yaitu Kisra (Raja Persia) dan
Kaisar (Raja Romawi) yang hidupnya serba mewah. Mereka duduk di singgasana emas
dan berbantalkan sutra indah. Meskipun demikian, Nabi tidak merasa minder atau
gengsi dengan penampilannya yang demikian.
Kita bandingkan
dengan para pemegang jabatan sekarang di Negara ini. Mereka tidak jarang memamerkan mobil mewahnya
seharga ratusan juta, bahkan miliaran rupiah. Mereka berlomba-lomba melirik
tender demi mendapatkan keuntungan pribadi. Atau mengajukan proyek pembangunan
yang sering kali hasilnya tidak jelas.
Sekitar 14 abad yang lalu seorang
utusan Allah telah memberikan prototipe untuk dijadikan ibrah
(pelajaran) sebagai pempin yang baik.
Menurut Sya’rawi mufasir dari Mesir
abad 20 an mengatakan bahwa, sifat yang dicontohkan Muhammad seperti itu hanya
sebagian kecil saja. Karena Allah telah memberikannya anugerah untuk bertahan
dalam kesederhanaan yang lebih. Meskipun demikian, kita sebagai pecinta
Muhammad tidaklah merasa kecil hati. Setidak-tidaknya mampu mencontoh beliau
dalam memegang risalah di dunia ini. Karena kita yakini ada kehidupan yang
mengadili hasil dari kehidupan yang sekarang.
Allah berfirman, “Katakanlah Muhammad bahwa engkau adalah
manusia biasa seperti manusia yang lainnya… “(QS: 18:110). Artinya, perilaku
kesederhanaan yang dicontohkan oleh Nabi sangat patut kita tiru dan sangat
mampu jika kita mau melakukannya meskipun dalam prahara kehidupan yang serba
konsumtif dan mewah ini.
Nama : Khoirul Anwar Afa
Ttl
: Pati, Jawa Tengah , 28 desember 1990.
Riwayat Pendidikan : MI-Mts di Mambaul Ulum
Grogolan 02, MA di Manahijul Huda, LPBA (lembaga pengembangan bahasa arab)
Kajen Pati dan menghafal Alquran di rumah tahfiz Al-Asroriyah Pati, sekarang di
PTIQ Jakarta, Fakultas Ushuludin Tafsir Hadis.
Jabatan : Ketua IKAMADA Jakarta, peneliti di
pesantren kreatif Al-Kitabah Jakarta, dewan jurnal redaksi BEM PTIQ Jakarta
tahun 2012-2013.
No Rek : MUHAMMAD
KHOIRUL ANWAR
0428-01-007322-53-0
Bank BRI Cabang Cinere
HP ; 085 742 014 291
Post a Comment