Bergerak dengan Hati
Ketika berinteraksi dengan orang
lain, sangat dibutuhkan adanya kesadaran dan saling toleransi demi menjaga
kenyamanan bersama. Bagaimanapun membina solidaritas tetap berarti untuk
kebersamaan, sehingga sangat mendominasi agar dari semua pihak memiliki rasa
empati.
Sikap
seperti itu dengan mudah dilakukan orang ketika menjalin sebuah hubungan
persahabatan, atau hubungan yang didasari rasa kasih. Sehingga tidak jarang
mereka yang dibangun dengan cinta yang melekat dalam hati akan sukses dalam
menjalin hubungan. Mereka mampu menimbulkan rasa saling memiliki, menyelaraskan
segala prinsip dengan penuh penghargaan. Maka tali persaudaraan yang terwujud
begitu kuat dan kokoh sehingga tidak mudah tergoyahkan oleh segunung masalah.
Pada
suatu ketika Nabi pernah ditanya tetang kisah para pemuda yang tinggal di gua
Kahfi. Beliau menceritakan bahwa para pemuda itu ialah sekelompok orang yang
rela melarikan diri demi menjaga kebersamaan dalam membina kebenaran. Bahkan,
mereka tetap memperjuangkannya meskipun ancaman dari penguasa yang akan
menghabisi nyawa mereka begitu mengejarnya di mana mereka menginjakkan kaki.
Tetapi, para pemuda itu memiliki pendirian kuat, sehingga masih tetap bersama
dalam satu prinsip yang mereka perjuangkan.
Dengan
bekal seadanya, para pemuda itu akhirnya melarikan diri ke sebuah tempat kecil
yang sepi. Tidak ada yang diandalkan dari pelariannya itu. Mereka sudah merasa
tidak ada jalan lain untuk mencari persembunyiaan yang lebih aman. Namun,
kebersamaan mereka mendorong agar tetap berada di tempat itu. Tidak ada pilihan
lain, mereka menikmatinya dengan bersama hingga tertidur dan akhirnya selamat
dari ancaman yang akan merenggut nyawa mereka.
Hanya
karena hati mereka yang sudah terikat erat oleh satu tampar, sehingga dengan
beraninya rela kehidupan mereka terancam dan meninggalkan kenikmatan yang
mereka miliki. Nafsu duniawi mereka sudah dikubur, serta membutakan mata yang
masih jelalatan selayaknya yang dimiliki para pemuda lainnya.
Dalam
hal demikian merupakan bukti bahwa langkah apapun yang didasari dengan hati maka
akan terwujud kokoh dan kuat. Sebagaimana sabda Nabi, “Ketahuilah bahwa di
dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh
tubuh, namun jika dia rusak maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah bahwa
segumpal daging itu ialah hati/jantung.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hanya
kecerdasan hati yang menghantarkan pada kebenaran dan kejernihan. Syekh
Abdurrazaq juga mengatakan, “Gerak gerik manusia tergantung oleh hatinya, jika
hati bersih maka tidak ada yang dicintainya kecuali hanya Allah.” Karena hati
akan berkata pada kejujuran.
Kedahsyatan
hati sangat mendominasi tingkah laku manusia. Peran hati sangat urgen ketika
menerapkan diri untuk diterima sebagai partner yang baik dan memiliki
integritas sebagai insan kamil. Hati juga sebagai sumber kebaikan yang akan
menghakimi segalanya ketika nanti di hari akhir, sebagaimana firman Allah, “Dan
Allah akan menghinakan orang-orang pada hari akhir, yaitu pada hari di mana
tidak berguna harta dan anak, kecuali hambaNya yang menghadap dengan hati
bersih” (QS. 26: 88-90). Maka, jika hati terang langkah pun cemerlang.
Post a Comment