masih adakah patriotisme pemuda Indonesia?
Dalam dekade modern saat ini tidak diragukan lagi kualitas intelektual rakyat Indonesia. Seonggok prestasi telah berhasil disandang oleh beberapa anak bumi putera ini. Baik dalam tingkat Asia, Asean hingga go international. Bahkan, tidak sedikit anak Indonesia yang menjadi pelopor kreatifitas dunia intelektual di negara-negara lain. Mulai negara timur hingga barat.
    Pada dasarnya, untuk mengacu dalam tingkat kemajuan bangsa, yang menjadi pondasi utama hanyalah peran pemuda yang terdidik. Sehingga memiliki tindakan yang tepat untuk merespon dan menyikapi tantangan. Yaitu, mampu bersaing dengan teknologi modern dan peka terhadap perkembangan.
    Jiwa pemuda diidentikkan sebagai wadah perubahan atau agen of change. Persepsi seperti itu diberikan karena pemuda dipandang sebagai generasi yang mudah bergerak untuk membawa perubahan. Semangat yang mereka miliki pun masih sangat besar untuk aktif memberikan manfaat pada orang lain.
    Mengingat para pejuang kemerdekaan yang menjadi pelopor kemerdekaan adalah pemuda. Ketika negeri pertiwi ini masih dalam kekuasaan penjajah, sebagian pemuda berhasil mendirikan sebuah perkumpulan untuk merintis perubahan atas penderitaan yang menimpa rakyat Indonesia.
    Tujuan dalam rintisan tersebut hanyalah mengembalikan negara tanah air mereka menjadi sejahtera. Serta rakyat tidak lagi menderita di atas tanah yang subur. Maka, berdirilah sebuah organisasi Indische Vereeniging atau Perhimpunan Hindia, adalah organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda yang berdiri pada tahun 1908. Indische Vereeniging berdiri atas prakarsa Soetan Kasajangan Soripada dan R.M. Noto Soeroto
    Pada tahun 1913, Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat (Ki Hajar Dewantara), dengan semangat dan kegigihan, mereka memikirkan mengenai masa depan Indonesia. Mereka mulai menyadari betapa pentingnya organisasi tersebut bagi bangsa Indonesia. Sehingga berhasil mencetuskan rintisan-rintisan untuk melepaskan Indonesia dari penjajah.
    Dengan sebuah perkumpulan atau organisasi, pemuda dapat membendung semangat mereka menjadi sangat tajam. Sehingga mampu membuat terobosan-terobosan untuk menggali perubahan yang terpendam. Jika saat itu Indonesia tidak memiliki segerombol pemuda patriotik, kemungkinan kemerdekaan tidak akan terealisasi.
    Dalam sejarah Islam terdapat sebuah cerita yang mengisahkan tentang sejumlah pemuda yang tertidur selama 306 tahun. Kisah tersebut mencerminkan kesetiaan pemuda terhadap kebenaran. Mereka rela meninggalkan harta, tahta dan dunia yang gemilang demi memperjuangkan jalan yang lurus. Sehingga mereka tidak takut pada ancaman raja, dan matipun tidak mereka takutkan. Semangat pemuda memang gemilang.
Bekal Pejabat
Berdasarkan survey transparency international dari 146 negara, Indonesia termasuk negara paling korup nomor 5 sedunia setelah Kamerun dan Bolivia. Dan dalam kategori negara Asia Pasifik, Indonesia sebagai negara terkorup nomor satu di atas Kamboja dan Vietnam. Melihat predikat buruk tersebut, sangat perlu penanggulangan untuk meminimalisir tindak korupsi.
    Pelaku koruptor kian merata di negeri ini. Tidak hanya pada kalangan pejabat tinggi, melainkan merambah pada pemerintah sipil daerah. Semua itu menimbulkan hilangnya citra kepercayaan masyarakat terhadap seluruh pemerintah. Walaupun tidak seluruh pejabat terlibat dalam permainan buruk tersebut.
    Maka dari itu, dalam pemilu yang akan datang, masyarakat dibebani peran besar untuk lebih selektif dalam memilih. Tujuannya, dapat mencari calon-calon pejabat yang tidak hanya memiliki intelektual dan bermoral. Melainkan juga tampak tertanam jiwa patriot atau rasa memiliki terhadap tanah air. Sebagaimana figur kepahlawan pejuang kemerdekaan.
    Selain cermat memilih, peran Pawaslu juga sangat penting untuk mengoptimalkan hasil dari pemilu. Sebab, seburuk apapun kondisi demokrasi kita, pemilu tetap harus dimanfaatkan dengan cara baru, tidak seperti sebelumnya. Agar suara pemilih tetap bermanfaat baik.
    Problem utama saat pecalonan, masyarakat telah dikelabui dengan penampilan-penampilan politik. Menebar simpati ketika hendak bertarung. Sehingga, masyarakat berubah pandangan memiliki anggapan baik terhadapnya. Namun sebaliknya, calon pejabat harus memiliki iner atau perasaan cinta yang mendalam untuk rakyat.
    Terlebih, pejabat yang memegang keadilan. Yang memutuskan hukum bagi semua masalah. Dan, pusat keadilan bertumpu padanya, seperti MK. Sudah seharus tidak hanya memiliki instingtif. Tetapi, sudah selayaknya memiliki khawash yang jernih untuk mengimbangi hawa nafsu. Karena, dengan indera tersebut akan menghantarkan pada nurani sehingga dapat menghasilkan moral yang baik.
    Wacana tersebut merupakan tugas untuk seluruh masyarakat. Dan, agar tertanam mulai saat ini, pemerintah perlu melakukan sosialisasi untuk generasi bangsa, yaitu para pemuda. Tujuannya, menjadikan pemuda lebih patriotik terhadap bangsanya. Pasalnya, melihat generasi saat ini yang kian krisis moral. Maka, kemungkinan besar sulit diharapknnya tercipta generasi yang bertanggungjawab.
    Presiden Soekarno pernah merumuskan nation and character buliding tujuannya hanyalah untuk menumbuhkan karakter anak bangsa menjadi lebih baik. Karena, kunci menjadikan negara Indoensia bersih dan maju hanyalah dengan membangun watak anak bangsa menjadi baik. Agar dapat dijadikan bekal ketika menjadi pejabat. Wallahu alam
 
Top