Mengasah EQ pada anak merupakan hal penting. Yups, jadi orangtua mana yang tidak menginginkan anaknya tumbuh dengan cerdas? Nah, bagi sobat yang ingin seperti itu bisa melakukan cara-cara demikian. 
1. Untuk Melatih Emosi dalam Gerakan
Langkah pertama fokuslah untuk memberi pelajaran kepada mereka mulai dari dasar, hal ini bisa sobat lakukan dengan menggunakan bahasa Tubuh. Karena bahasa tubuh adalah cara ajaib untuk mengekspresikan perasaan.

Langkah kedua adalah persiapan.
Hal ini bisa sobat lakukan dengan menyusun daftar lagu yang bervariasi dalam nuansa lirik dan tempo dan sertakan lagu cepat dan lambat yang menyuarakan ketenangan, keceriaan, kesedihan, bahkan kemarahan. Menurut Dr. Feldman bahwa musik dapat menangkap emosi. Nah, untuk tipe lagu yang bisa sobat pilih bisa menggunakan lagu-lagu yang sudah populer di telinga kita. Seperti, I Feel Crazy So I Jump in the Soup” dan “The Happiest Song I Know” dari Laurie Berkner, “Twist and Shout” dan “Yesterday” dari The Beatles, “Walking on Sunshine” dari Katrina and the Waves, dan “I Will Remember You” dari Sarah McLachlan. Anda juga bisa memasukkan lagu-lagu klasik seperti “Clair de Lune” dari Claude Debussy atau “Hoedown” dari Aaron Copland. Perbesar volume lagu.

Langkah ketiga ajak mereka dengan cara bermain

Langkah ini merupakan interaktif sobat dengan anak. Maka sobat ketika malakukan pelatihan EQ pada anak sobat harus melakukan gerakan dan ekspresi wajah, peragakan dan hayati suasana lagu yang sedang diputar. Sebagai contoh, Anda dan anak bisa pura-pura sedih atau mengantuk ketika mendengar lagu lambat dan sedih; saat ritme menjadi cepat, Anda bisa mengekspresikan sukacita melalui gerakan gembira seperti mengangkat tangan seperti sedang menyoraki tim olahraga favorit. Untuk membantu anak usia dini menamai emosi, minta dia menyebutkan jenis emosi saat lagu berganti (dia bisa berkata, “Oh, aku sangat marah!” atau “Ah, aku takut!”). Buat permainan semakin seru dengan memeragakan tarian konyol yang bisa ditiru anak dan silakan melewatkan lagu yang Anda pikir akan mengulang gerakan.

2. Lakukan Bincang-bincang dengan Boneka

Artinya bisa mengambil bentuk empati dari benda tersebut. Dan menunjukkan empati merupakan bagian penting untuk membangun hubungan.

Langkah pertama adalah persiapan
Pada tahap ini sobat perlu mengundang anak Anda dan dua boneka kesayangannya untuk makan siang. Setelah selesai makan, duduklah berhadapan sambil masing-masing memegang sahabat boneka. Jelaskan bahwa kedua boneka itu adalah teman akrab dan gunakan “suara boneka” terbaik Anda untuk memulai percakapan.

Dan lakukan dengan cara bermain sobat
Boneka sobat bisa menyingkap sesuatu tentang dirinya, seperti, “Kakak saya tidak mau meminjamkan mainan truk merahnya.” Lalu dengan suara normal, tanyakan, “Apa yang dikatakan Teddy Bear-mu kepada sahabatnya?” Jika anak bingung, berikan pilihan ungkapan yang penuh empati (“Aku sedih karena dia membuatmu kecewa. Mungkin truk itu sangat spesial bagi kakakmu!”) atau ungkapan acuh (“Siapa peduli?”). Biarkan anak memilih respons terbaik dan dorong dia agar si boneka yang menjawab. Selanjutnya, gunakan suara boneka untuk memancing reaksi berbeda (“Aku sangat senang. Orang tuaku akan mengajakku ke Disney World!”). Setelah memeragakan berbagai skenario, tanyakan kepada anak bagaimana cara para boneka berdiskusi jika salah satu adalah mama beruang dan satu lagi anak beruang, atau salah satu guru dan yang lain murid. Lalu minta para boneka memberi respons sesuai peran.

Demikian sekilas info tentang bagaimana mengasah EQ pada anak yang benar.

Post a Comment

 
Top