Diperkirakannya krisis Ekonomi Indonesia yang kian memanjang hingga 2016 membuat para pengamat ekonom semakin meraba-raba apa penyebab terjadinya krisis tersebut, dan sekaligus mencari solusi agar problematika demikian tidak akan lama menimpa masyarakat Indonesia. Karena, menimbang dampak yang tidak membuat masyarakat sejahtera dan semakin menderita.
            Tertera dalam UUD 1945 pasal 27 ayat 2 yang berbunyi bahwa setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak. Derita krisis ekonomi seharusnya menjadi tamparan keras bagi pemerintah untuk segera mengentaskan negara dari kemiskinan yang kian merendah. Bagaimanapun, akibat krisis tersebut secara langsung mengancam kesejahteraan masyarakat dalam usaha karena penghasilannya yang terpaksa harus tersunat akibat mahalnya komoditi.
            Begitu juga kewaspadaan bagi para pengusaha terhadap produknya yang terancam akan mengalami penurunan lagi dalam pasaran akibat rendahnya daya beli masyarakat, sehingga para buruh mengalami PHK. Spesifikasinya dalam membedah hal tersebut para pakar sudah berhasil memiliki kesimpulan sendiri untuk menyetabilkan kembali ekonomi Indonesia. Namun, aplikasi dan follow upnya masih terhambat dengan berbagai hal.
            Ada saja pihak-pihak yang memanfaatkan keterpurukan tersebut hanya ingin meraih keuntungan pribadi. Belum lagi pemerintah yang disibukkan dengan urusan intern seperti menangkap skandal korupsi dan pemilihan delegasi capres 2014 nanti. Maka dari itu, bisa saja masalah yang serius dan berdampak besar terhadap masyarakat Indonesia ini menjadi anak tiri. Bahkan, tidak mendapat penanganan yang cukup serius. Padahal, semua nyawa rakyat Indonesia bisa dikatakan terpasung dalam kesetabilan ekonomi negara.
                Meskipun terhitung banyak masyarakat yang pulang pergi keluar negeri hanya untuk sekadar menghabiskan rupiah mereka, tetapi itu hanya berjumlah kecil, tidak sebanding dengan rakyat yang menunggu meningkatnya rupiah. Menurut data Asosiasi Perusahaan Penjual Tiket Penerbangan Indonesia (ASTINDO), penjualan tiket penerbangan meningkat 10-15 persen per tahunnya. Sementara harga tiket meningkat 20 persen pertahun untuk seluruh Asia Pasifik.
            Artinya, semakin meningkat orang Indonesia untuk berwisata keluar negeri meskipun harus menebus dengan harga yang semakin melambung. Tetapi untuk membaca krisis saat ini, pemerintah agar melihat mayoritas masyarakat yang menggantungkan naiknya rupian dan ekonomi kembali normal. Untuk itu, pemerintah harus memegang prinsip idealis serta memiliki cita-cita luhur
Idealis
Sebagaimana yang telah diusulkan oleh beberapa pihak terkait bentuk idealisme yang harus dijadikan pondasi pemerintah untuk menanggalkan dari keterpurukan ekonomi Indonesia. Prinsip utama adalah menggalakkan agar memakai produk dalam negeri, tidak saja mengandalkan barang impor. Karena langkah demikian justru akan menumbuhkan keuntungan bagi masyarakat dalam negeri.
Sebagai bentuk cita-cita luhur yang ingin dicapai dan cita-cita tersebut mempunyai fungsi sebagai penentu dari tujuan nasional, dalam rangka mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia yang tak luput dari tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan yang senantiasa perlu dihadapi ataupun ditanggulangi mencakup seluruh komponen bangsa terutama para penerus-penerus bangsa yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini.
Oleh karena itu, masyarakat Indonesia harus mempunyai kemampuan, kekuatan, ketangguhan dan keuletan dalam menghadapi masalah ini, khususnya pemerintah. Semua itu dilakukan untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup dan terus melanggengkan kesejahteraan negara.
Dimana semua dari komponen ini disusun dan dikembangkan berdasarkan wawasan nusantara. Dan, untuk mewujudkan semua itu bagi bangsa Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat harus mempunyai kekuatan dari aspek-aspek,unsur-unsur ekonomi ketahanan nasional guna mengantisipasi kemungkinan besar dampak dari krisis global.
Karena saat ini badai krisis finansial yang berkecamuk di Indonesia bakal berlangsung dalam waktu yang lumayan panjang. Faktor kesenjangan redistribusi pendapatan sosial membuat sistem kapitalisme mengalami sakit yang mendalam dan sistemik. Sehingga, tidak dapat lagi teratasi oleh suntikan bailout semata pada gilirannya, hal itu akan berdampak pada Indonesia dalam hal perdagangan ke kawasan tersebut. Antara lain dengan memperlemah pasar ekspor, menghambat potensi datangnya investasi dan memicu ketidakpastian kekuatan finansial.
Maka dari itu, managemen negara harus lebih bijak agar kondisi Indonesia saat ini bisa segera terselamatkan. Penting juga agar memberikan sinergi terhadap masyarakat supaya dapat memanfaatkan peluang perdagangan internasional, dan lebih manegerial lagi memantau keluar masuk kebutuhan.
Dengan terbentuknya sintem tersebut Indonesia akan menuai dua keuntungan besar, yaitu akan menjadikan masyarakat lebih produktif terhadap karya sendiri dan menciptakan banyak lapangan kerja dalam negeri. Serta atas basis itulah krisis ekonomi Indonesia akan segera teratasi. Waallahu alam.
Penulis adalah Mahasiswa PTIQ (Perguruan Tinggi Ilmu Quran) Jakarta, Serta Alumnus Mahasantri Al-Kitabah, Fak Jurnalistik dan Penerjemahan, Pamulang, Tangsel.
Nama : Khoirul Anwar Afa
Ttl      : Pati, Jawa Tengah , 28 desember 1990.
Riwayat Pendidikan : MI-Mts di Mambaul Ulum Grogolan 02, MA di Manahijul Huda, LPBA (lembaga pengembangan bahasa arab) Kajen Pati dan menghafal Alquran di rumah tahfiz Al-Asroriyah Pati, sekarang di PTIQ Jakarta.
Jabatan : Ketua IKAMADA Jakarta, peneliti di pesantren Al-Kitabah Pamulang Tangerang selatan.
Description: F:\2012_07_16\KTP Anwar.jpgDescription: C:\Users\anwar Afa\Downloads\IMG (2).jpg

No Rek : MUHAMMAD KHOIRUL ANWAR
                0428-01-007322-53-0
Bank BRI Cabang Cinere.
HP ; 085 742 014 291


Post a Comment

 
Top