Banyak surve yang mengatakan kebahagiaan orang telah menikah itu semakin menurun, karena beberapa faktor. Argument ini dapat membuat orang semakin senang memperpanjang masa kelajangan. Kenapa tidak? Orang akan merasa lebih leluasa bergerak jika didampingi oleh sederet argument yang mendukungnya. Tetapi, rumusan itu berbalik dengan fakta yang dilapangan. jika kebahagiaan itu dikonvensi dalam bentuk uang, maka kebahagiaan orang setelah menikah itu jauh tidak terhitung disbanding sebelum menikah.
Paul Frijters, salah satu professor dari Australia telah menghabiskan waktu 8 tahun melakukan penelitian untuk mengetahui efek pernikahan terhadap pasangan bahagia dan kualitas hidup 10.000 orang di Inggris, dan studi dilakukan secara acak begitu juga dengan partisipan. Dan ternyata Frijters menemukan kuisiuner 8 berada pada titik kebahagiaan orang menikah, dan 2 pada orang yang belum menikah.
Setelah pernikahan menurut Frijters memiliki bonus kebahagiaan kepada pasangan yang telah memiliki anak. “Dan ini merupakan buah pernikahan,” kata dia. Dan menurut peneliti dari the Queensland University of Technology itu kebahaiaan seorang yang telah menikah dapat tercermin dari terpenuhinya kebutuhan biologis. Namun, terpenuhi secara materi seperti memiliki rumah baru atau benda berharga lain merupakan faktor kebahagiaan seorang pasca nikah.
            Dalam pandangan sosial, orang menikah lebih mengarah pada kehidupan yang tertata. Secara etika maupun secara tingkah laku. Selain itu, orang yang telah menikah juga lebih cenderung berpikir dewasa karena telah memiliki tanggungan. Tetapi, semua itulah ternyata kunci kebahagian orang telah menikah dibanding orang yang belum menikah. Karena orang telah menikah hidupnya lebih sempurna.

Post a Comment

 
Top