Menunggu
Gebrakan Jokowi-Ahok
Oleh:
Khoirul Anwar Afa
Pegiat di pesantren
Al-Kitabah Pamulang Barat, Tangerang Selatan.
Keberhasilan Pemilukada
Jakarta dalam pemilihan gubernur baru
ini didorong oleh rakyat yang sangat memimpikan kulitas. Karena, masyarakat
Jakarta yang menginginkan adanya perubahan, tidak lagi menghiraukan abal-abal.
Meskipun, tandingannya warga sendiri dan diusung oleh banyak politisi, tetapi
pilihan tetap pada Jokowi.
Setelah mendapatkan suara terbanyak dari hasil
pemilihan umum warga Jakarta, Jokowi-Ahok akhirnya dinobatkan sebagai pemenang.
Meskipun nama mereka baru saja hadir di Ibu kota, tetapi masyarakat seperti
sudah mengenalinya sejak dulu. Warga Jakarta menerima kedatangan Jokowi-Ahok
yang jelas-jelas ingin memimpin kota metropolitan.
Jokowi bukan
lah sosok yang tampil dengan orasi bertele-tele, atupun mengumbar janji.
Melainkan seorang yang tampil apa adanya, serta rendah hati. Bahkan, jika
melihat profil Joko Widodo yang sangat kontras dengan pemimpin sebelumnya. Dia
seorang pedagang mebel di Solo. Ia bukan dari kasta ksatria, apalagi brahmana.
Ia hanyalah seorang waisya yang seharusnya tidak pantas menjadi pemimpin ibu
kota negeri, kalau memperhatikan sejarah politik kota Jakarta. Tapi, Jokowi
dipilih warga untuk menjadi orang nomor satu di ibu kota.
Sepertinya
senjata ampuh untuk menarik masyarakat bukan lagi bertampil dengan janji-janji
fulgar. Tetapi, kecenderungan merakyat dan memperdulikan rakyat menengah
kebawah yang harus diperhatikan. Selayaknya Jokowi-Ahok menjadi figur yang
mengesankan dan langkah yang dipakai memberikan gambaran kebijakan.
Sejarah
politik Jakarta yang dari dulu dipimpin oleh kaum ningrat atau teknokrat
(birokrat tentara), mulai dari zaman orba hingga kemarin. Di bawah alam sadar
warga Jakarta memilih gubernur yang tidak memiliki marga seperti yang kemarin,
dia hanya orang biasa dari desa. Tetapi, kesuksesan yang dipakai untuk bekal,
sehingga dengan mudah warga Jakarta terbawa pikiran bawah sadar dan memilih
sebagai ratu adil pada Jokowi.
Dalam
pemilihan gubernur kali ini, warga Jakarta tidak mendominasi marga, kasta,
agama ataupun harta. Yang menjadi impian sekarang ialah pemimpin bijak untuk
mengatur Jakarta yang radikal, serta mampu membereskan problem Jakarta yang mendera warganya, antara lain kemacetan parah,
ancaman bencana banjir dan permukiman kumuh, kemiskinan, kesehatan, pendidikan,
hingga mendesaknya reformasi birokrasi, antara lain untuk menghasilkan
birokrasi yang mampu memberikan pelayanan prima terhadap warga Jakarta
Serta mampu
mengembalikan nasionalisasi kebangsaan dengan melindungi etnik yang beragam di
Ibu kota. Mampu membawa pencerahan untuk masyarakat Jakarta dari masa silam.
Karena, memenuhi harapan mereka yang merindukan kemakmuran dan kenyamanan yang
diberikan pemerintah. Masyarakat berharap sepenuhnya pada Pak Jokowi agar mampu
menjelmakan keinginan mereka menjadi fakta.
Orang Nekat
Jokowi-Ahok adalah tamu
yang baru saja kulo nuwun di tempat orang. Tidak tampil penuh abal-abal
dan tak menyebar kemakmuran di tempat itu. Masyarakat tidak melihat masa kecil
mereka, serta pribadi saat belum menginjakkan langkah kakinya di Jakarta.
Bahkan, Pak Jokowi tidak lebih hanya orang desa yang ingin merantau di kota.
Tetapi, warga Jakarta mayoritas menyukai sosok
tersebut. Orang yang tampil sederhana, tidak bergaya gagah dan tidak berwajah
tampan. Suka mengunjungi masyarakat yang tinggal di lorongan. Bahkan, warga
yang bekerja di pinggir jalanan. Sepertinya figur seperti itu yang selama ini
diimpikan oleh mereka. Dengan dalih apa, pilihan mereka itu. Apakah sudah
menyesal sudah memilih wajah tampan dan bergaya mewah?
Sehingga
mereka seperti menemukan orang yang memiliki sifat jujur, amanah, fatonah dan
tabligh. Yang terpenting kenekatan mereka didasari dengan niat baik untuk
merealisasikan Jakarta yang lebih baik dalam pemerintahan, serta mampu merubah
nasib Jakarta yang selama ini ditimpa nestapa yang berkepanjangan.
Pak
Jokowi-Ahok diharapkan mampu mewujudkan kerinduan mereka pada kegemilangan.
Seperti Jakarta yang dulu sebelum menjadi sarang kemacetan dan kemiskinan
seperti sekarang ini. Karena, banyaknya orang-orang dari penjuru dunia yang
datang dengan membawa uang sehingga mampu menukarnya dengan kekuasaan tempat
tinggal, mendirikan tempat perbelanjaan, mendirikan tempat hiburan dan
lain-lain.
Langkah
warga Jakarta sangat nekat, seolah sudah mendapatkan wahyu dari tuhan untuk
memilih Jokowi-Ahok sebagi pemimpin. Hingga mencerminkan sandaran impian mereka
sepenuhnya pada orang yang belum dikenal. Dengan harapan, pemimpin yang baru
ini mampu mewujudkan keinginan mereka yang selama ini terpendam.
Pak
Jokowi-Ahok harus merasa bahwa dirinya adalah sosok yang dipilih oleh orang
Jakarta dengan penuh perjuangan. Warga Jakarta memberikan kepercayaan pada
dirinya. Bahkan, rela tidak menghiraukan saudara se-marganya (Foke). Mereka
rela berselisih dengan saudara sendiri demi menciptakan good government
dan clean coverment.
Untuk itu
sudah seharusnya Pak Jokowi-Ahok bekerja 100% dengan baik untuk mewujudkan
harapan warga Ibu Kota. Melangkah dengan nekat demi kemakmuran Jakarta seperti
saat warga nekat menjadikannya sebagai gubernur barunya, dan harus berani
berselisih dengan siapapun yang tidak bertindak
benar untuk Jakarta.
Itu artinya, Pak Jakowi-Ahok harus siap mengatur
ulang tata kota yang sekarang ini masih mengenaskan, dan menegakkan
undang-undang, serta nekat untuk menyiapkan langkahnya menuju kemakmuran warga
Jakarta. Karena, mulai hari kemarin dalam benak mereka sudah menunggu gebrakan yang dilakukan Jokowi
untuk Jakarta.
Post a Comment