Bapak Suroso alumni Yapim angkatan 1992.
Meski sudah 20 tahun lebih menjadi alumni Yapim, yang kepeduliannya terhadap almamater bisa dikatakan hampir punah, sangat mengesankan kini bapak Suroso yang berlatar belakang sebagai salah satu alumni MA memberikan apresiasi terhadap berdirinya IKAMADA. Seorang alumnus yang pernah bekerja di PLTU itu mengagumi dengan partisipasi teman-teman muda sekarang yang ikut serta mengkader berdirinya sebuah ikatan alumni.
            Dalam pidatonya di hadapan teman-teman IKAMADA pada acara raker di Jakarta. Dia berpesan agar ikatan ini tidak hanya menjadi sebuah ikatan keluarga saja, melainkan menjadi sebuah ikatan yang bisa memberikan celah terhadap siswa-siswa Yapim yang di MAK, MA maupun SMK.
            Salah satu hal yang diusulkan, agar suatu saat IKAMADA dapat memberikan pada siswa untuk berlibur sambil belajar, kemudian diberikan materi pelajaran yang sifatnya mendidik. Kemudian memberikan reward bagi yang berprestasi.
            Pada saat acara raker IKAMADA yang digelar di Jakarta pada hari Jumat malam tagal 26 oktober pukul 20.00 kemarin, Suroso menanyakan tentang kinerja IKAMADA ke depan. Sedikit memberikan pengarahan kepada teman-teman yang hadir dalam acara tersebut, terkait pengalaman yang pernah terjadi di Yapim pada zamannya dan sekarang. Kata-kata yang diucapkan menunjukkan rasa antusias terhadap siswa yang masih belajar di Yapim. Terutama yang disinggung tetang terjadinya 5 siswa yang hamil di luar nikah.
            Alumnus yang sudah berparuh dua itu menghimbau agar ada kepedulian dari IKAMADA terhadap pelajaran buruk itu. Karena, kedisiplinan adalah nilai paling utama dan merupakan esensi dari almamater madrasah, yaitu mewujudkan kembali ruh asli Yapim.
            Selain itu, Yapim pada zamannya (1992) pernah berprestasi menjadi satu-satunya sekolahan swasta yang menjadi anggota PMR Pati. Melihat kawan-kawannya yang bernotabe negeri, bagi Yapim itu merupakan keberhasilan tersendiri. Kemudian pada masa itu juga salah satu siswa Yapim yang bernama Zumrotun mendapat penghargaan dari LIPI, dengan prestasinya juara satu karya ilmiah se-Jateng. Dia menegaskan, inti dari cerita itu agar bisa dijadikan ibrah bagi IKAMADA. Karena, dari ikatan seperti ini seharusnya memberikan peran penting terhadap kedisiplinan siswa, sehingga tercipta pendidikan yang ideal.
             Berhubung yang banyak ikut berkecimpung di IKAMADA ini adalah mahasiswa, maka lebih mudah memberi celah untuk siswa Yapim. Jika ada yang bergelut di bidang pekerjaan, maka seyogyanya memberikan pekerjaan yang produktif dan benefit.
            Sedikit bercerita tentang mendirikan ikatan. Dulu pernah ingin mendirikan ikatan tahtimul quran untuk kalangan alumni Yapim. Dengan tujuan untuk membentuk siswa yang lebih disiplin. Harapan yang ditujukan dari ikatan ini tidak lain untuk membina persatuan. Kemudian menyinggung visi dan misi IKAMADA, yaitu: membentuk siswa aktif, kreatif dan inovatif. Kemudian yang paling penting adalah memberi informasi terhadap siswa.
            Lelaki yang sekarang bekerja sebagai painting itu, dulu pernah ingin merencanakan membuat perpustakaan di Yapim. Karena, dirasa sarana yang urgen ini tidak dihiraukan oleh yayasan. Padahal, manfaat yang dapat digali dari perpusatakaan sangat banyak. Tingkat kualitas siswa bisa didominasi dari peran perpustakaan.
            Meski dia mengakui statusanya tidak senior, karena latar belakang yang di miliki sekarang ini sebagai seorang kontraktor, Suroso hanya berpesan agar IKAMADA ini lebih menjaga kinerja yang lebih produktif. Meski kecil tapi kelihatan.

Post a Comment

 
Top