Memabaca Ulang Problematika Tahfidz
Oleh : Khoirul Anwar Afa
Tidak rahasia lagi, persoalan serius yang selama ini terjadi pada sebagian mahasiswa PTIQ adalah tahfidz. Seolah-olah menjadi penghambat primer untuk langkah mereka yang awalnya sudah menanamkan kuat-kuat hingga pada titik penyelesaian. Namun, pada pertengahan perjalanan atau baru saja mencapai seperempat perjalanan sudah mengalami hambatan serius hingga membuat perjalanannya mandek.
            Hal seperti demikian sering kita temukan pada saat menjelang UAS (Ujian Akhir Semester) kampus. Banyak dari teman-teman mahasiswa yang tidak merampungkan hafalannya sesuai target hingga tidak diperbolehkan mengikuti Ujian Akhir Semester. Atau diperbolehkan mengikuti ujian dengan komitmen yang mengecewakan, harus memutuskan minatnya yang pernah dirajut dari awal untuk mengikuti tahfidz penuh di PTIQ. Karena, target hafalan merupakan salah satu syarat paten yang tidak bisa di-mu’rab-kan dalam mengikuti jenjang akademik.
             Beberapa faktor yang sering dihimbaukan oleh pengampu tahfidz mungkin secara makro sudah mewakili untuk memberikan stimulus pada mahasiswa penghafal al-Quran di PTIQ ini. Dan sekaligus segunung harapan beliau-beliau agar semuanya mampu menembus pada puncak keberhasilan, yaitu genap hafalannya sesuai target. Tetapi, fakta menjawab dan menggambarkan tidak terwujudnya harapan itu.
            Jika ditelisik kembali, dari mahasiswa PTIQ sangat jarang adanya penghafal yang bisa dikatakan sukses yang benar-benar baru menggagas hafalannya semenjak menjadi mahasiswa di kampus Al-Quran ini. Bahkan mereka yang sebelumnya sudah memiliki bekal hafalan, nyaris ikut terdegradasi hafalannya. Hingga sering terjadi penurunan tahfidz dari mahasiswa yang sudah berbekal 30 jus sebelumnya.
            Wacana dari hal demikian sudah seharusnya diadakan kajian dari pihak yang terkait dengan tahfidz. Bisa saja mengadakan evaluasi yang lebih menukik dan membabat bersih aral-aral yang memekat penghambatan. Sehingga menemukan solusi untuk memberikan ruangan yang lebih mensinergi demi mewujudkan cita-cita menjadi seorang sarjana dan hafiz al-Quran 30 jus.
           
Meninjau Ulang

Ada beberapa wacana yang diperkirakan sudah saatnya ditinjau kembali mengenai penanganan terkait masalah tersebut. Karena, tidak adanya kelancaran perjalanan, pasti ada penyebab yang benar-benar tidak memberikan celah untuk melanjutkan laju perjalanan.
            Secara umum, ada beberapa sistem yang perlu dibaca kembali mengenai permasalahan-permasalahan serius tersebut. Sementara sebagian yang bisa tercantum dalam hal ini adalah, permasalahan tekanan yang kurang begitu membuat mahasiswa merasa memiliki beban hafalan. Sehingga, tidak jarang mahasiswa menggunakan sisa waktu untuk mengejar perkuliahan akademik, mereka pakai untuk melihaikan diri. Dan menimbang lagi mayoritas mahasiswa yang tinggal di asrama, sebenarnya sangat mudah untuk dijangkau dalam pengontrolan. Jika ada penekanan yang memaksa secara ekstern, pasti keterpaksaan intern pun akan ada.
            Dan lain lagi, jika diinginkan benar-benar mencetak generasi sarjana penghafal al-Quran, maka mau tidak mau harus menerapkan sebuah sistem seperti di pesantren. Sebagai contoh, terbukanya setoran setiap hari, dan pengawasan yang lebih dekat secara personal, khusunya bagi penghafal baru.
             Selain itu, penataan faktor yang menjadi kendala bagi mahasiswa yang terhambat hafalannya harus dievaluasikan secepatnya. Secara garis besar, perhatian sepenuhnya diberikan sebagai extraservice untuk menopang semangat para penghafal agar tetap hidup dan tidak mudah redup. Artinya, pelayanan yang harus diberikan mulai dari serpihan-serpihan kebutuhan kecil hingga yang lebih kompleks.
            Jadi, dengan memakai sistem yang sedemikian rupa setidaknya sudah ada gambaran yang dapat dibibidik ketika di awal perjalanan terdapat mahasiswa yang tidak mampu meneruskan hafalannya. Sekaligus memahami penyebab yang menjadi aral, baik secara lahir dan batin.
            Dan yang perlu diperhatikan lagi, bahwa kondisi mahasiswa yang hidupnya di kota yang penuh hiruk pikuk dan tantangan ini, pasti sedikit banyak menimbulkan sebuah permasalah psikologi. Maka dari itu, sudah saatnya ditemukan solusi yang lebih melingkup lagi demi terwujudnya harapan-harapan, dan menempa tujuan yang berlian itu. walaahu ‘alam bissowab.

Post a Comment

  1. http://www.blogtipsintrik.com/2017/01/tutorial-cara-submit-sitemap-blog-ke.html

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by the author.

      Delete

 
Top