“Siapa yang berpuasa di bulan ramadhan kemudian diikuti dengan
puasa enam hari di bulan syawal, maka pahalanya seperti berpuasa satu tahun”
(HR. Bukhari). Di bulan puasa yang penuh berkah, karena Allah telah menanamkan
banyak anugerahNya di dalam bulan ini kepada siapa saja yang ingin menjadi
orang yang beruntung di sisi Allah. Maka rugilah bagi yang tidak mau meraih
anugerah itu.
Tiga puluh hitungan hari selama bulan puasa adalah hari sangat
istimewa daripada hari lainnya. Karena, kebaikan yang terkandung di dalamnya
dilipatgandakan oleh Allah. Satu kebaikan dijadikan sepuluh kali lipat. Suatu
ketika pada bulan ramadhan Ali diminta Fatimah untuk membelikan buah delima ke
pasar. Setelah pulang dari pasar Ali dipanggil oleh seorang laki-laki tua yang
sudah lima hari berbaring di jalan.
Setelah ditannya tentang keberadaannya, Si tua itu berkata pada Ali
bahwa dia sedang menginginkan buah delima. Ali merasa bingung. Karena, buah
delima yang baru saja dibeli dari pasar hanya satu, dan mau dipersembahkan
untuk Fatimah.
Setelah sejenak berpikir, lalu Ali memutuskan membagi buah delima
itu menjadi dua. Kemudian yang separuh diberikan kepada Si tua, dan separuhnya
lagi dibawa pulang untuk Fatimah. Sesampainya rumah, dia melihat Fatimah sudah
berdiri di depan sambil tersenyum untuk menyambut kedatangannya. Dan berkata,
bahwa dirinya sudah tidak menginginkan buah delima itu lagi.
Tidak lama kemudian, ada seorang laki-laki datang ke rumahnya.
Setelah ditannya, laki-laki itu adalah Salman Alfarisyi, dia datang ke rumah
Ali dengan membawa kantong yang berisi sepuluh buah delima. Ali bertanya,
“Darimana ini?” dari Allah untuk rasulNya dan untukmu” jawab Salman.
Allah memberikan balasan yang lipat ganda kepada siapa saja yang
mau berbuat baik di bulan ramdhan. Bagaikan menukar sebutir besi dengan
segumpal mutiara. Begitu juga pahala puasanya yang dilipatgandakan. Bahkan,
seperti yang dikatakan Nabi saw, “Jika setelah berpuasa satu bulan penuh di
bulan ramadhan, kemudian diikuti dengan puasa enam hari di bulan syawal, itu
sama saja puasa satu tahun.”
Hal seperti itu semestinya menjadi motifasi untuk mendorong
orang-orang mu’min berlaku baik. Meski tidak harus pada bulan ramadhan. Karena,
dalam Islam sangat dianjurkan untuk berbagi. Karena, di dalam hartanya terdapat
milik orang lain.
Firman Allah, “Bukankah engkau perhatikan orang yang mendustakan
agama? Yaitu orang yang menelantarkan anak-anak yatim dan tidak mau memberikan
makan pada orang miskin,” (QS: Al-Maun 1-3).
Bersedekah memang perkara yang ringan. Tapi, berat untuk
menjalankannya. Kecuali orang-orang yang percaya akan balasan Allah padanya
yang lebih besar. Orang yang sadar tidak akan merasa pantas naik mobil mewah
dan bertempat di rumah yang megah. Sementara saudara-saudaranya ada yang tidak
mampu untuk membeli sesuap nasi.
Kini di bulan ramadhan adalah tempat peleburan dosa-dosa. Sadarlah dan
berlomba-lombalah untuk melebur dosa, dan kembali pada kesucian. Berkah Allah
yang berlipatkan mutiara ini hanya diberikan setahun sekali. Maka dari itu,
raihlah mutiara ramadhan agar menjadi orang yang beruntung dunia akhirat.