Banyak orang berpikir dengan dimensi standar. Padahal dibalik itu ada kerahasiaan yang tidak mereka pahami. Dikira dirinya sangat bisa menjadi, karena dihitung berdasarkan matematis, penuh teori. Dengan mudah dia mengatakan, "Sebenarnya aku bisa jadi hafal Quran kalau aku mau." Itu tidak benar, sangkalku. Iya. Sangat tidak benar. Semua penghafal yang sudah sukses pasti lebih mengerti kalau keberhasilannya dalam menghafal al-Quran itu bukan usaha pribadi semata, melainkan ada rahasia superhero disitu. Terlalu tinggi untuk saya katakan itu keikutsertaan Tuhan. Namun, dalam kitab suci kita sudah tertera kalau Tuhan membutuhkan kawan-kawan pilihan untuk menjaga wahyuNya. Pernyataan ini yang kurang dipahami para intelektual.
 Aku pribadi juga pernah menemukan intelektual seperti itu. Aku menyebutnya pengetahuannya yang tidak seberapa tetapi punya gaya seperti ilmuan-ilmuan lainnya. Dia sekarang jadi saudara sepupuku. Saudara laki-laki dari anak paman istriku. Pada saat itu dia bicara dengan percaya diri dihadapanku, istriku dan kedua orangtua istriku. "Kalau aku dulu mau hafalin Quran, pasti bisa." begitu katanya. Bagiku pribadi itu sebuah pernyataan yang ngawur. Tidak tahu esensi. Taunya hanya teori dan retorika belaka. Ibarat lihat nasi sudah matang. Tidak melihat mentahnya. Saya jadi ingat salah satu dosenku yang sudah meraih gelar profesor pernah mengatakan begini, mahasiswanya dulu sudah ada yang bergelar Doktor. Dia ingin menghafal al-Quran. Tetapi, katanya tidak berhasil. Bahkan putus asa dan berhenti. Tidak jadi melanjutkan tekadnya menjadi hafiz Quran.
Ungkapan yang sama juga pernah dikatakan seorang motivator. Saya menyebutnya itu juga bualan gombal. Kenapa tidak. Kita tahu sendiri jika motivator itu harus bergaya sukses dan sok tahu. Seolah punya segudang solusi. Punya jurus jitu untuk berperan akrobatik melawan kegentingan hidup. Seperti yang di Tv itu. Ternyata yang seperti itulah digemari orang. Mario Teguh, misalnya. Setiap muncul di Tv selalu mendapat apresiasi tinggi dari penggemarnya. Dan konon, setiap orang yang hendak ikut dalam seminar Mario harus bayar uang sebesar 7-10 juta. Iya yang keluar dari lontaran Pak Mario hanya kata-kata bijak saja. Belum tentu bisa membuat masalah itu jadi reda. Apalagi bagi yang sedang terlilit hutang. Malah jadi nupuk saja hutangnya. Jika demikian, motivatornya yang tambah kaya. Audiensnya tetap saja tak ada perubahan. 
Kembali pada cerita motivator tadi. Dikatakan kalau setiap orang punya otak yang dinamakan sebagai otak kanan dan otak kiri. Terus dijelaskan dengan pengertian yang tidak aku tahu, dengan bahasa yang sok ilmiah. Saya hanya menduga kalau itu hasil penelitian yang serius. Namun, yang tidak aku suka dia juga yakin jika hafal Quran satu juz dalam sejam itu bisa asal menggunakan otak otak tadi. Bahkan tidak hanya itu, manusia bisa merekam apa saja yang dia mau. Bisa menciptakan kekuatan bak Dewa. Ah... ada ada saja, pikirku. 
 
Top