Cinta adalah naluri. Setiap orang pasti punya naluri, kan? dan pasti disana ada cinta. Tetapi jangan sampai cinta itu membutakan mata anda, yang akan membawakan anda pada arah yang tidak benar. Menjerumuskan anda pada kubangan hitam. Untuk itu, kita harus ketahui bagaimana posisi cinta kita sejatinyaCinta Sewajarnya.
“Cintailah kekasihmu sewajarnya
saja, karena bisa saja suatu saat nanti ia akan menjadi orang yang kamu benci.
Bencilah musuhmu sewajarnya saja, karena bisa saja suatu saat nanti ia akan
menjadi kekasihmu”
(HR Al-Tirmidzi).
Sangat
membingungkan bila satu kata “cinta” itu jadi pembahasan. Tetapi, sampai umur
bertambah tua pun tidak terasa lelah kalau diajak membahas cinta. Apalagi
disuruh cerita soal cinta, seakan dunia berubah menjadi arena impian, dan hati
pun berbunga.
Sebaliknya dengan musuh. Apabila orang
diajak membahas musuh, maka yang ada di dalam hati hanyalah perasaan yang tidak
sudi. Bahkan hanya mendengarkan namanya saja, sudah merasa mau muntah.
Musuh bisa jadi dari saudara ataupun
orang yang dulu sangat dekat menjalin persahabatan. Tapi, entah mengapa berubah
menjadi musuh. Mungkin hanya karena hal sepele saja, hingga akhirnya berubah
menjadi perkara yang besar dan mengakibatkan permusuhan.
Hidup hanya sementara. Tidak ada
artinya jika kita mencintai sesuatu secara berlebihan yang bisa melalaikan kita
untuk mengingat siapa sebenarnya diri kita. Dan akhirnya kita melewati
batas-batas diluar norma baik kita. Karena, memaksa diri kita untuk tampil
lebih pantas di hadapan yang kita
cintai. Padahal, sebenarnya hal itu diluar kemampuan kita, dan tidak baik untuk pribadi kita.
Tapi, cinta sebenarnya suci jika
tahu hakikat cinta yang sebenarnya, mampu mengarahkan cinta pada hal yang baik.
Sehingga cinta dapat menggugah diri kita untuk melihat arti kehidupan. Mencintai
sewajarnya itu sangat penting. Karena, semua yang berlebihan selamanya tidak
baik. Meskipun itu cinta dan permusuhan.
Saya ingat cerita teman saya yang
dulu sangat membenci seorang wanita. Wanita itu adalah temannya satu kelas.
Jangankan mau bicara baik dengan wanita itu, mendengar namanya saja sudah jijik.
Ternyata hal itu tidak lama berubah
menjadi terbalik. Wanita yang dulu dibencinya, tidak lama menjadi orang nomor
satu yang dia cintai. Dan sampai sekarang, justru wanita itulah yang menikah
dengannya.
Begitulah hebatnya hikmah cinta dan
membenci. Maka Nabi memberikan rumusan dalam hal mencinta dan membenci sangat
luar biasa. Ternyata semua itu nyata. Karenanya, hati-hatilah dengan cinta
dan permusuhan.
Subhanallah, luar
biasa Allah menciptakan rasa cinta yang tidak terduga setelah permusuhan.
Maka janganlah membenci musuh dengan
membabi buta. Karena siapa tahu suatu saat musuh Anda yang paling tahu tentang
keadaan Anda. Dan, nomor satu yang akan menolong Anda di saat Anda sangat
membutuhkan pertolongan.
Jagalah mulut atau hati terkait dua
hal yang terkadang membingungkan itu. Boleh mencintai. Tapi, sewajarnya saja.
Dan begitu juga boleh memusuhi. Tapi, sewajarnya saja.Jangan melakukan keduanya
denga berlebihan.
Jika Anda sedang bercinta, maka
bersiaplah kalau suatu saat akan menjadi musuh. Jika Anda dibenci oleh musuh
Anda, maka janganlah Anda terpeleset ikut membencinya dengan keterlaluan.
Bencilah sekedarnya saja. Bukakanlah
pintu maaf untuknya. Karena, jika suatau saat musuh itu akan menjadi sahabat,
agar tidak ada rasa tidak nyaman di hati Anda.
Cinta adalah anugerah, dan musuh
adalah anugerah. Sangatlah beruntung bagi orang yang mau mengerti betapa
agungnya anugerah itu.
Tips Membangun Cinta dengan Wajar:
1. Pandanglah sesuatu yang Anda cinta dengan wajar. Jangan terlalu
memandangnya sesuatu yang Anda cinta itu adalah segala-galanya buat Anda.
2. Rasakan bahwa ada yang lebih utama daripada yang Anda cintai.
3. Pastikan bahwa Anda siap untuk kehilangan yang Anda cintai.
4. Berpikirlah, bahwa diri Anda adalah yang terbaik. Dan berpikirlah
bahwa masih ada yang lebih pantas untuk Anda cintai.
Tips Membenci sekedarnya saja:
1. Jadikan kebencian itu sebagai kritikan buat Anda.
2. Jika Anda mengetahui ada orang yang membenci Anda, itu adalah
penilaian terhadap diri Anda.
3. Tanamkan jiwa pemaaf pad diri Anda. Karena, hanya dengan
memaafkan, diri Anda akan terlepas dari amarah nafsu Anda.