Menjadi guru PAUD harus
memiliki fleksibilitas yang memadai. Karena sebagai prototype yang dianut oleh
anak kecil bukanlah seperti biasa dijalani dalam kehidupan bermasyarakat. Maka ada
beberapa panduan yang perlu diperhatikan ketika menjadi guru PAUD, antara lain:
1.
Dalam PAUD anak merupakan subyek
sekaligus objek dalam kegiatan pembelajaran. Inti dari proses pembelajaran
adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan, yang memerlukan
usaha aktif untuk mencapaianya. Keaktifan anak didik tidak hanya dituntut
secara fisik, melainkan juga dituntut secara psikis. Jika hanya fisik anak yang
aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan
pembelajaran tidak akan tercapai. Hal ini sama halnya anak didik tidak belajar,
karena tidak merasakan ada perubahan dalam dirinya. Padahal cita-cita belajar
atau hakikat belajar adalah menciptakan perubahan setelah individu melakukan
belajar. Meskipun demikian tidak berarti semua perubahan masuk dalam kategori
belajar, seperti perubahan fisik, atau perubahan karena mabuk.
2.
Pembelajaran dalam pendidikan anak usia
dini perlu memperhatikan keterkaitan antara pengenalan materi ajar dengan
karakteristik perkembangan serta tipe dan prinsip-prinsip belajar anak usia
dini. Jika orientasi anak hanya ditekankan pada pencapaianya prestasi akademik,
maka mereka hanya dapat mencapai kemampuan sesuai harapan guru, yang besar
kemungkinan bisa membawa dampak negative bagi perkembangan mereka selanjutnya.
Dampak negative tersebut antara lain tumbuhnya sifat negative
pada diri anak terhadap aktivitas belajar, karena belajar diterima sebagai
tugas atau beban yang menyiksa, dan kemamuan kreativitas anak kurang berkembang
secara optimal. Oleh karena itu, prestasi akademik yang baik dapat dicapai
dengan mudah secara efektif, apabila pembelajarn dilaksanakan tanpa ada unsur
paksaan sehingga anak merasa senang belajar (PAKEM).
Hal tersebut sejalan dengan apa yang digariskan dalam
standar proses pembelajaran, bahwa pembelajaran harus dilakukan secara
interaktif, memotivatif, menantang, menyenangkan, menggairahkan dan memberikan
ruang gerak yang leluasa kepada seluruh peserta didik untuk mengembangkan
pribadinya secara optimal.
Untuk itu, orientasi pembelajaran anak usia dini
sebaikanya diarahkan pada pengembangan karakter. Dan hal itu harus dilakukan
secara focus. Karena untuk menunjang perkembangan anak didik menjadi generasi
yang baik, hanya bisa didasari dengan karakter baik yang kuat. Dan anak yang
mampu dengan sendiri mengembangkan karakteristik yang baik untuk selanjutnya
akan memiliki kesadaran diri, dan mampu menunjukkan rasa ingin tahu yang
tinggi, semangat belajar yang menyala, gemar membaca, mampu mengembangkan
kreativitas, dan memiliki motivasi yang kuat untuk terus mengembangkan diri.